Kamis, 07 November 2013

Garuda OS, Sistem Operasi Kebanggaan Rakyat Indonesia

GARUDA OS adalah sebuah operation system buatan asli dari Indonesia. Saat ini sendiri, para pengguna computer di Indonesia masih banyak yang menggunakan system operasi Windows. Diperkiran ada sekitar 97% dari masyarakat Indonesia yang masih menggunakannya. Garuda OS sendiri adalah system operasi yang baru saja diluncurkan pada bulan Mei 2011 bertepatan dengan menyambutnya Hari Kebangkitan Nasional, yang mana memang diharapkan dengan diluncurkannya Garuda OS dapat dijadikan sebagai era kebangkitan bidang teknologi informasi bagi rakyat Indonesia. Garuda OS mungkin belum begitu terkenal seperti system operasi lainnya seperti Windows, Linux, ataupun Mac OS. Namun, setidaknya Garuda OS dapat berfungsi dengan baik dan memiliki tampilan fitur-fitur yang baik pula. Di samping itu, system operasi Garuda juga merupakan OS yang dapat diperoleh secara bebas (Open Source) tanpa harus mengeluarkan biaya untuk membeli lisensinya. OS ini merupakan suatu bentuk modifikasi dari Linux, akan tetapi tetap saja Garuda OS ini dianggap sebagai hasil karya anak Bangsa. Beberapa fitur yang terdapat pada Garuda OS antara lain sebagai berikut: Inti (kernel Linux) sistem operasi : 2.6.38.7 Desktop : KDE 4.6.3 Dukungan driver VGA (Nvidia, ATI, Intel, dll) Dukungan Wireless untuk berbagai perangkat jaringan Dukungan perangkat printer lokal ataupun jaringan Dukungan format populer multimedia (flv, mp4, avi, mov, mpg, mp3, wma, wav, ogg, dan lain-lain) Dukungan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris serta 60 bahasa dunia lainnya (Jepang, Arab, Korea, India, Cina, dan lain-lain) Dukungan untuk instalasi berbagai macam program aplikasi dan game (online) berbasis Windows Dukungan untuk berbagai macam dokumen dari program populer berbasis Windows (seperti Photoshop, CorelDraw, MS Office, AutoCAD, dan lain-lain) Dukungan Font Aksara Indonesia. Dukungan Font Google Web. Kelebihan Garuda OS yang lain adalah ia sangat aman digunakan, jauh dari gangguan virus computer. Ia juga memiliki stabilitas yang tinggi, karena sistem operasi ini diturunkan dari keluarga UNIX yang mengutamakan stabilitas dan keamanan dalam berkomputer. Untuk masalah tampilan pun ia sudah memakai konsep 3D untuk desktopnya sehingga mudah dan nyaman digunakan. Semua orang bisa menggunakan OS ini untuk kebutuhan mereka masing-masing. Tidak perlu dikhawatirkan bila seseorang tidak mengerti bagaimana menjalankan komputer yang memakai Garuda OS sebagai system operasinya, karena Garuda OS sendiri mendukung penggunaan bahasa Indonesia dalam sistemnya disertai dengan berbagai macam program dari berbagai kategori. So, tunggu apa lagi? Jika Anda tertarik, Anda dapat men-download Garuda OS dengan mengklik ini :-D -> download

Sabtu, 26 Oktober 2013

Drum, Girls, and Dangerous Pie

Drums, Girls & Dangerous PieDrums, Girls & Dangerous Pie by Jordan Sonnenblick
My rating: 5 of 5 stars

Drum, Girls & Dangerous Pie is a book aimed at children and young teenagers, and was the 2004 debut novel from author Jordan Sonnenblick, originally published by DayBlue Insights and later by Scholastic. Publishers Weekly described it as "insightful".

Sonnenblick, an English teacher and former student of author Frank McCourt, was inspired to write the novel by the real-life story of one of his own students.

The Drums are what Steven plays in the marching band group in school and are the only thing that makes him feel good.

The Girls are Renee Albert, the hot cheerleader and Annette Watson, a pianist his younger brother Jeffrey.

Dangerous Pie is using a deep pot and Steven’s special autographed drumsticks to stir the batter.

Steven is a typical 13 years old boy. His younger brother is a little terror, he hates math, and he has a crush on the hottest girl in school.

The protagonist Steven, a talented drummer, narrates the story during the month of September, discussing in the novel the previous ten months about his struggles of his little brother's cancer. In the beginning of the novel, Steven's brother Jeffrey has been acting strangely. Finally, Steven finds out that Jeffrey has cancer.

Everyone at his school starts to notice him because his brother is sick. Towards the end of the story, Steven leaves his big fundraiser concert to go to the hospital with Jeffrey. It turns out he had an ear infection and Steven missed his performance for that. Later, Steven asks about Sam, a friend he met at the hospital who also has cancer, and finds out she had died and her sister never came to her. The story ends with Steven's eighth grade graduation.

Steven Alper- Steven is the protagonist, a drummer and an eighth grader. Steven has a sense of humor and is highly annoyed by his little brother at the beginning of the story. He feels he is neglected at most parts, he is in love with Renee Albert as well as a friendship with Annette. Steven is a really good student and has a normal life but when his little brother Jeffery is diagnosed with cancer everything changes.

View all my reviews ">

Sabtu, 14 September 2013

CHARACTER BUILDING

Pengertian karakter : watak atau kepribadian, tabiat atau perangai atau kebiasaan yaitu perbuatan yang selalu dilakukan. Sifat-sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain. Manusia adalah makhluk dengan berbagai karakter. Namun dalam skala besar, manusia mempunyai dua karakter yang berlawanan yaitu karakter baik dan karakter buruk.

Karakter itu berkaitan dengan kekuatan moral, berkonotasi 'positif', bukan netral. Jadi 'orang berkarakter' adalah orang yang mempunyai kualitas moral (tertentu) positif. Dengan demikian, pendidikan membangun karakter, secara implisit mengandung arti membangun sifat atau pola perilaku yang didasari atau berkaitan dengan dimensi moral yang positif atau baik, bukan yang negatif atau buruk.

Pendidikan di Indonesia disebut-sebut hanya melahirkan ahli matematika, fisika, dan kimia, tetapi lulusannya tidak memiliki karakter. Fenomena keseharian menunjukkan perilaku masyarakat belum sejalan dengan karakter bangsa yang dijiwai oleh falsafah Pancasila.

Bagaimana membangun karakter ? Karakter bukan anugerah. Dibangun sedikit demi sedikit dengan pikiran, perkataan, dan perbuatan nyata. Melalui pembiasaan, keberanian, usaha keras, dan bahkan dibentuk dari kesulitan demi kesulitan saat menjalani kehidupan.

Teladanilah karakter Rasulullah Muhammad SAW, antara lain: sidiq: benar/jujur, amanah: dapat di percaya, tabligh: menyampaikan kebenaran, fathanah: cerdas dan bijaksana. Siapa yang harus mengawal ? Orang tua, sekolah, dan masyarakat.

Pembangunan karakter merupakan amanat pendiri negara dan telah dimulai sejak awal kemerdekaan. Bung Karno, Presiden RI Pertama pernah mengatakan; "Bangsa ini harus dibangun dengan mendahulukan pembangunan karakter (character building) karena character building inilah yang akan membuat Indonesia menjadi bangsa yang besar, maju, dan jaya serta bermartabat. Kalau character building ini tidak dilakukan, maka bangsa Indonesia akan menjadi bangsa kuli.

Semoga kita mampu menjadi bangsa yang cerdas dan berkarakter. AMIN. 

Jumat, 13 September 2013

Seni Musik

Seni musik adalah seni yang memainkan alat musik dengan sepenuh hati. Di indonesia, seni musik sangat di gemari oleh sebagian orang Indonesia. Indonesia juga mempunyai beragam alat musik, antara lain: kulintang, gendang, seruling, dan lain-lain. Tetapi, di Indonesia seni musik daerah sendiri kurang di minati oleh pendududuknya. Mereka cenderung menyukai musik dari luar negeri.
 ka
Sebagai orang Indonesia, saya ingin mengembangkan dan mengenalkan seni musik Indonesia. Dengan cara mempelajarinya dan membuka tempat kursus musik di rumah saya. Saya ingin melanjutkan bakat dari nenek moyang saya yaitu memainkan alat musik kulintang. Zaman sekarang ini sangat sulit mencari orang yang bisa memainkan kulintang. Hal tersebut sudah tidak menjadi prioritas di zaman teknologi maju sekarang ini.

Tidak di pungkiri, saya juga menyukai musik luar negeri. Salah satu musik yang saya suka yaitu  aliran jepang dan pop rock. Sejak Sekolah Dasar, saya sudah mulai memunculkan bakat musik yaitu bermain drum. Sejak saat itu, saya sudah di ajari oleh guru les drum saya. Saya sangat menikmati bisa bermain drum dan itu hal yang sangat saya impikan.

Ketika menginjak Sekolah Menengah Pertama, saya membuat grup band bersama sahabat saya. Sejak saat itu kami sering latihan bersama untuk memfasihkan bermain musik kami. Kami juga sempat mengikuti beberapa event besar, tapi kami belum berhasil juara. Mungkin karena kami masih di anggap dini pada umur anak sekolahan untuk mengikuti event besar. 

Saat ini, saya ingin lebih bisa memainkan khas alat musik Indonesia. Saya ingin melanjutkan tradisi bisa bermain kulintang. Tapi saya masih bingung di mulai dari mana untuk menumbuhkan bakat bermain kulintang. Saya sekarang mulai meminta pendapat dari kedua orang tua saya. Mungkin saya harus kembali ke daerah asal. Di sana ada banyak macam alat musik kulintang dan bisa di ajari langsung oleh nenek saya.